Besitang – Proyek multi anggaran pembangunan SMA Plus Langkat di Dusun VI Bukit Gayor, Desa Kampung Lama, Kecamatan Besitang Langkat diduga sarat korupsi. Belasan miliar anggaran dari APBD Provinsi Sumatera Utara yang dikuucurkan, nyatanya tak menghasilkan sarana pendidikan yang bergengsi.
Pasalnya, dia atas lahan seluas lebih kurang 10 hektar itu, ada beberapa bagian bangunan yang belum rampung dikerjakan sejak tahun 2020 silam. Dinding sekolah yang beralih nama menjadi SMAN 2 Besitang ini pun sudah telihat retak.
Rusak Parah
Saat awak media menyusuri areal SMAN 2 Besitang ini, fisik bangunan seperti Mushalla dan Ruan Pramuka terlihat rusak parah. Plafonnya roboh, kubahnya lepas dan ornamen bernuasa islami di tempat ibadah ini kopak kapik.
Sama halnya dengan ruan Laboratorium di sekolah ini, lantainya sama sekali belum terpasang granit. Bagian plafonnya juga jebol dan panel-panel listrik di sana terlihat belum terpasang.
“Kemarin listrik udah dipasang, sekarang sudah hilang dicuri. Kabel-kabelnya sudah habis. Nah ini, salahsatu bangunan sama sekali belum dipasang granitnya,” ujar Roso warga sekitar yang berhasil ditemui awak media, Selasa (1/10/2024).
Tak Ada Nilai Plus
Mirisnya, kata Roso, jumlah siswa di SMAN 2 Besitang ini hanya berjumlah 17 orang. Selain lokasinya yang cukup jauh dari jalan utama, akses yang akan dilalui juga kerap terendam banjir serta rusak parah. Hal ini diduga menjadi salah satu penyebab minimnya minat warga untuk menimba ilmu di sekolah ini.
“Sudah itu, letak bangunan atau gedung sekolah ini berbahaya. Harusnya diratakan, terus ditimbuni. Kita mau menuju gedung utama sekolah ini udah capek. Posisi gadung-gedung di sini juga cukup aneh, masa ada yang di bawah macam masuk ke jurang gitu,” ujar Roso.
Saat ini, para siswa masih belajar di kantor yang merupakan bangunan utama. Bahkan, warga sekitar pun tak mengetahui secara pasti kelebihan atau nilai plus sekolah yang terkesan mubazir ini.
“Warga di sini pun gak ngerti kelebihan sekolah ini apa. Cucu saya aja sekolah di luar, kurang srek aja di SMA Plus Langkat ini. Sarana olahraganya gak ada. Udah gitu, dari jalan atau pasar besar itu jauh ke dalam sekitar 2 kilometer,” ujar Roso.
Temuan BPK
Kacabdisdik Stabat Syaiful Bahri saat dikonfirmasi terkait SMA Plus Langkat ini, belum memberikan komentarnya. Ia belum membalas pesan WhatsApp yang dikirim kepadanya.
Diinformasikan, proyek pembangunan SMA Negeri Plus Langkat ini, sempat menjadi temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Perwakilan Sumatera Utara. Dimana, patut diduga rawan akan tindakan korupsi yang dilakukan oknum-oknum di Dinas Pendidikan Sumut.
Seperti temuan BPK tentang adanya dugaan korupsi terhadap pembangunan asrama bagi siswa yang akan belajar di SMAN Plus Langkat ini. Dimana, BPK menemukan adanya kekurangan volume terhadap pengerjaan di Gedung SMAN Plus Langkat.
Pengerjaan gedung tahap 2 ini, juga diketahui melewati batas waktu yang ditentetukan. Tak tanggung-tanggun, pengerjaannya molor hingga tahun berikutnya dengan masa waktu lebih kurang 4 bulan.
Kekurangan volume pengerjaan proyek ini merugikan negara hingga ratusan juta. Gedung tersebut dikerjakan oleh CV Bintang Buana. Sedangkan pembangunan asrama murid dikerjakan oleh CV NJA.
Sekretaris Dinas Pendidikan Sumut, Kurnia Utama membenarkan adanya temuan BPK terkait dengan hal itu. “Benar itu menjadi temuan,” kata dia melalui sambungan telepon.
Kurnia Utama mengaku, temuan ini sudah ditindaklanjuti oleh Inspektorat Sumut dan Dinas Pendidikan. Hanya saja, ia tidak bisa menjelaskan secara detail tindaklanjut seperti apa yang sudah dilakukan oleh pihak pengembang.
SMAN Plus Langkat sendiri, sudah direncakaan dibangun sejak tahun 2020. Namun, pembangunan baru dilakukan pada tahun 2022, di mana masa kepemimpinan Gubernur Edy Rahmayadi. (Ahmad)